Kenangan penulis saat liburan di Bali
Suara Air Menderu
oleh: Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd
Suara air menderu mencurah membasahi bumi yang mulai kering, Alhamdulilah hujan, walau sejenak deras hujan mampu membuat pokok palam menari bahagia mengikuti alunan angin yang bernyanyi dalam bersame hujan, bagai hentak tari serampang due belas, tak mau kalah pokok besarpun bergoyang pelan, kedepan kebelakang, kanan, kiri. Allah maha kuase pokok setinggi rumah dengan daun-daun dan ranting-ranting yang nampak kokoh bergerak membentuk sudut tumpul, ya Allah siape yang bisa menggerakkannye kalau tidak sang maha pemilik jagad raya beserta isinya Allah swt, yang dengan kemaha kuasaan ilmuNya membuat tarian untuk nyanyian pohon di heningnye siang, kalau begitu ape yang harus manusia sombongkan, ilmu kite hanyelah bagai sebutir biji sawi malah lebih kecil dari itu mungkin saje mendekati nol, tapi manusia harus punye ilmu karna itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lain ciptaanNya. Namun itulah rahasia Allah yang menciptakan manusia dengan berbagai kemampuan dan berikhtiar sesuai kemampuan dan kapasitas otak yang disediakan Allah swt untuk setiap umatnya dan tidak pernah sama walau manusia menyamakan, itu hanyalah polesan sebab menurut penulis saat semuanya sama pada dasarnya yang sama itu tidak ada.