Kamis, 21 September 2017

ASMIDA: DAPUR ALC

Merambah Dunia Kuliner  bersama Dapur ALC.
Dapur ALC, pemesanan via email (lihat brosur) dalam berbagai kemasan, berikut brosurnya.


Kamis, 31 Agustus 2017

ASMIDA: Ruas: Diri Sendiri

Ruas (Renungan Asmida): Diri Sendiri
Ruas kali ini 30 Agustus 2017,
seperti biasanya muncul tiba-tiba dipikiran dalam waktu dan tempat yang tidak bisa ditentukan, kadang di jalan, kadang sedang jalan2x, malahan sedang di kamar mandi, waktu mau tidur, waktu sama keluarga, kawan2x dan lain sebagainya, kadang sempat dicatat, kadang tidak yang akhirnya menguap begitu saja. Ruas kali ini muncul saat melihat berbagai berita dari berbagai sumber di media, langsung penulis catat cepat kalau tidak akan hilang, inilah ruas tersebut, yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, walau ada yang bertanya, tapi penulis tidak bisa menjelaskannya sebab maknanya hakiki, sehingga macam-macam-makna bisa diinterfestasikan, seperti yang disampaikan oleh salah seorang kawan lamaku, " iya kanda, sulit...tapi jangan bercermin di air keruh"


Rabu, 16 Agustus 2017

Asmida:Yang selalu kurindukan

Lautan Manusia mengitari Ka'bah
Kenangan Saat Menunaikan Ibadah Haji Tahun 2016
Gambar diambil oleh: 
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd

Selasa, 08 Agustus 2017

Asmida: Selamat Ulang Tahun Provinsi Riau Yang ke 60

Asmida: Selamat Ulang Tahun Provinsi Riau Yang Ke 60 (9081957- 9082017).
Jayalah Negeriku Riau


Fhoto, proses edit dan narasi oleh:
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd
882017



Sabtu, 22 Juli 2017

ASMIDA: Berpikir Dari Berbagai Sudut

Pekanbaru, 4 Juli 2017, Selasa

Berpikir dari Berbagai Sudut
oleh:
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd

Hal terburuk dari unsur di negeri ini adalah tidak mampu berpikir lebih dan tidak mau lebih berpikir dengan kata lain berpikir dari berbagai sudut. Penyakit menahun tersebut nampaknya menempati peringkat khusus di negeri pancasila yang kucinta ini,  itulah pendapat penulis dari pengamatan tidak terstruktur yang nampaknya tetap signifikan walau detik telah berganti menit dan menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, begitulah perumpamaan panjangnya perjalanan sehingga bertahun tahun, generasi ke generasi namun cara berpikir belum mampu bergerak bagai deret ukur, tapi bagai deret hitung.  Hal tersebut tersirat sekaligus terjawab saat membaca pesan ibu Sri Mulyani saat melantik pejabat eselon 1 kementerian keuangan tgl 3 juli 2017 yang dikutip dari kontan mobile, beliau mengatakan  ....."jangan hanya berpikir dari satu sudut saja"


Selasa, 18 Juli 2017

ASMIDA: ANAK-ANAK DAN BERMAIN


Anak-anak dan bermain merupakan salah satu artikel yang penulis tulis tahun 2013, dan sekarang dalam jumlah terbatas ada di TBM Asmida Learning Center, Alhamdulillah pada kesempatan ini penulis  bagikan pada majalah asmida.


Sumber: Arsip TBM Asmida Learning Center






Senin, 10 Juli 2017

ASMIDA: Petuah dari ayahanda H. Raja Muda Depang dan ibunda Hj.Tengku Sribanun yang tetap relevan

Petuah ayahanda H. Raja Muda Depang (alm) dan ibunda Hj. Tengku Sribanun (almh) yang tetap relevan walau tahun demi tahun berganti, petuah2x yang pade dasarnye sangat baik untuk yang mampu berpikir untuk memaknainya, tergambar saat bincang2x panjang penulis dengan kanda Raja Muda Darwati yang tinggal di Kotalama, pade malam selasa tgl 10 juli 2017, berikut beberape petuah yang cube penulis catat sesuai dengan bahasa aslinye seperti yang disampaikan oleh ayahanda dan ibunda yaitu Bahasa Melayu Kotalama Kec. Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu.



Ditulis ulang oleh:
 Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd
Sumber: Raja Muda Darwati




Selasa, 04 Juli 2017

ASMIDA: L2PTS Dalam Angka 17: VISI dan MISI L2PTS

Mengingat kembali Visi dan Misi L2PTS salah satunya dalam Kalender 2015.
Sumber: Arsip TBM ALC


Rabu, 21 Juni 2017

ASMIDA: L2PTS Dalam Angka 17: Arti Logo L2PTS


Lembaga Pendidikan Putri Tengku Sribanun (L2PTS)http://l2pts.blogspot.com merupakan Lembaga Pendidikan yang bergerak dalam bidang pendidikan masyarakat yang menaungi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Asmida Learning Center (PKBM ALC)http://pkbmalc.blogspot.com, Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit dan Bordir Boutique Farida dan Frida (LPK MB2F)http://lpkmb2f.blogspot.com; serta Taman Bacaan Masyarakat Asmida Learning Center (TBM ALC)http://tbmalc.blogspot.com. Untuk jelasnya dapat disimak dalam Arti Logo L2PTS berikut.
Sumber: Arsip TBM ALC L2PTS


Narasi dan gambar oleh:
 Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd


Minggu, 07 Mei 2017

ASMIDA: Fhotografi: Menangkap momen lewat lensa kamera Asmida

552017/PKU/Fhotografi
Fhotografi: Menangkap momen lewat lensa kamera Asmida.

Dunia fhoto memfhoto sebetulnye bukan hal yang baru bagi penulis karne sejak duduk dibangku SMP Negeri 1 Selatpanjang penulis sudah akrab dengan hal tersebut, berbekal kamera yasica dan olimpus yang waktu itu masih pakai filem mengantarkan penulis pada berbagai kegiatan lumayan menambah uang saku dan malahan dapat ditabung walau sikit lumayan...Oh ya masa itu hanya beberape orang yang punya kamera salah satunye keluarga penulis, sampai kini dunia fhotografi terus penulis asah walau dalam konteks yang berbeda. Sekarang dengan era digital lebih mudah lagi, dan semakin bertambah mudah karna hp juga menyediakan fasilitas tersebut, jadi dimana mana  saat momen bagus tinggal fokus dan jepret hehehe..., selesai tinggal edit sesuai selera dan kegunaan, kalau untuk diri sendiri penulis lebih cendrung apa adanya. Namun terlepas dari itu semua secara umum kita hanya mampu melihat yang nampak dari fhoto, hasil bidikan fhotogrefer apapun kelasnya dan melakukan penilaian "bagus atau tidak bagus " tentunya dengan berbagai sudut pandang masing2x yang tidak bisa disimpulkan karena masing-masing punye pandangan berbeda dan tidak pasti, tapi secara umum dari pengamatan tidak terstruktur penulis selama ini, orang hanya mampu sebagai peminat suatu fhoto tapi tidak bisa membaca makna terdalam dari fhoto yang dihasilkan, itu kenyataannya, tidak semua orang mempunyai ketajaman akan makna. Namun bagi seorang fhotogrefer yang malang melintang di dunia fhotografi hal tersebut menurut hemat penulis menyakitkan oleh sebab itu terus belajar mengasah kemampuan, menambah wawasan ditambah pengalaman berbagai event tentang fhotografi, kemudian coba mengambil momen dengan berbagai tingkat kesukaran akan dapat menambah kepekaan, kalau tidak kita bagai melihat fhoto yang hambar, tapi bagi yang sekedar hoby sah2x saje.

Berikut beberapa momen yang cube penulis tampilkan dengan sedikit kata syarat makna.


Qisye digendong abang ai dirumah oma di Pekanbaru, setelah beberape kali mengarahkan kamera akhirnye penulis mendapatkan 3 (tiga) fhoto dari ke tiga fhoto tersebut momen yang paling kuat yaitu saat ai melihat kamera sedang qisya melihat lurus kedepan dengan tangan menjuntai  (gambar momen 1 pilihan).

GB. Momen 1 Pilihan
Momen yang sangat sulit didapat, dan tidak semua orang bisa memaknai momen tersebut.

Gambar penulis ambil saat Qisya bersiap mau sekolah khusus, setelah beberape kali lensa kamera diarahkan didapat 3 momen, yang penulis ambil 1 gb yang menggambarkan emosi (lihat gb bawah)

GB. Momen 2 Pilihan
Menggambarkan makna emosi kegembiraan yang terpancar  yang cube penulis angkat, yang telah penulis edit dalam gb hitam putih.


GB. Momen 3 Pilihan
Saat Qisya melihat fhoto omnya yang sedang wisuda, penulis langsung mengabadikan dengan cepat momen tsb sebelum qisye bokisa hahahaha...kemudian penulis edit dalam gb hitam putih.


GB. Momen 4 Pilihan
 Momen ini pengambilan gb sangat sulit, setelah beberape lame memposisikan lensa kamera barulah didapat momen qisye mengelak cepat berlari  dari tbm alc dibelakangnye ade bang ai menemani, walau fhoto agak goyang tapi momen ini sangat memukau


GB Momen 5 Pilihan
Fhoto Qisya saat berlari dan bergerak cepat dengan langkah pasti, bekeliling dirumah oma, momen khusus dengan makna dalam cube penulis abadikan setelah beberape kali proses pengambilan gambar yang menantang, kemudian penulis edit.

GB Momen 6 Pilihan
"Bersama oma aku bisa", momen yang cube penulis tangkap dalam bahasa seni seorang yang hoby photografi kebahagiaan yang tak bisa dikatakan tapi terucap dalam makna diam, kemudian penulis edit dalam fhoto hitam putih, fhoto ini adalah salah satu fhoto pilihan.


GB Momen 7 Pilihan
Ai pergi mengaji dengan bekal lengkap, momen dengan seni tinggi bagi yang mengerti arti cube penulis angkat dengan pengambilan gambar jarah jauh, yang semuenye punye momen khusus setelah itu penulis edit dalam gambar hitam putih.


GB Momen 8 Pilihan 
Istirahat sejenak, merupekan fhoto saat ai bermain
Ketige momen ini memiliki arti tersendiri yang cube penulis abadikan dalam kecepatan dan ketepatan dengan pengambilan gambar dari depan setelah itu penulis lakukakan pengeditan dalam fhoto hitam putih.

GB Momen 9 Pilihan 
Momen libur divilla beberape waktu lalu merupakan tekhnik pengambilan yang termudah, dengan sedikit kosentrasi gambar sudah bisa didapat kemudian dilakukan proses edit dalam gambar hitam putih , namun  kekuatan dalam gambar ini adalah pada gambar si khusus qisye, kalau tidak sependapat juga tidak masalah kitakan berbeda dan tak mungkin semuanya sama.

Sampai disini dulu, bile2x kite sambung  sampai jumpe.
Pekanbaru, 07052017

Narasi, fhoto dan pengeditan oleh: 
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd

















Rabu, 26 April 2017

ASMIDA: Rusida: Mana mungkin aku lupa

Rusida: Mana mungkin aku lupa



Mana mungkin aku lupa walau sudah tidak muda, semua terpapar jelas dipelupuk mata dan tersimpan di hati yang tak akan mati, kokoh berdiri walau nampak sendiri dan menyendiri, fokus akan makna hakiki tidak akan lari karna itu pasti, mana mungkin aku lupa. (Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd, 25 April 2017)

Minggu, 16 April 2017

ASMIDA: Rusida: Ada dan Selalu Ada

Rusida: Ada dan Selalu Ada
Oleh: Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd
Keindahan hakiki itu datangnya dari Hati, Dia bagai membaca yang tidak terbaca, dia bagai pergerakan alam antara ada dan tiada dalam kecepatan yang tak terjangkau nalar tapi ADA dan SELALU ADA,  tidak akan pernah hilang walau semua hilang, dia Abadi dan Terpatri selamanya, Dia pemilik segalanya. (Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd, 16 April 2017).








Selasa, 14 Maret 2017

ASMIDA: Cerpen: Merangkai Kekuatan Dalam Keterbatasan


Cerpen:
Merangkai Kekuatan Dalam Keterbatasan

Oleh: Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M.Pd

“Assalamualaikum sahabatku diseberang”, sayup dan agak riuh tedengo“  Waalaikum Salam...”jawab orang diseberang , nanti aku hubungi awak ye sekarang aku lagi ade pasien, lanjut mida, ok2x aku paham kau sedang busy, aku cume nak menyampaikan ade file aku kirim via wa dikau tentang pentingnye pemahaman keluarga tentang salah satu anak  kemenakan yang autisme, waktu istirahat bolehlah kau bace sambil ngopi, jangan dibahas hari ini masalahnye aku kejab lagi menghadiri musrenbang di kecamatan, ade beberape usulan yang akan disampaikan, ok ye terimekasih assalamualaikum ucapku mengakhiri percakapan.
Diseberang disela istirahat siang dengan kopi semumbung, mida  membace sambil mencerna tiap detil kalimat yang lumayan panjang yang dikirim via wa yang tidak seperti biasenye, mida dengan kaki naik kekursi sambil membukak gule - gule hacks kesukaan mencobe menelaah kekawatiran dari pemikiran untuk jangka panjang dari seorang oma “Sahabatku diseberang, ini suratku yang pertama dalam versi berbeze dan agak sedikit aneh saat kau membacenye, tapi ini harus kau tau dan harus kau bace berulang ulang sebagai seorang yang berkecimpung dalam masalah kesehatan,perkembangan perilaku (jangan kalah ye dari aku yang sekarang  lagi observasi masalah anak autisme),  pasti kau menjawab “ tak heran, setau aku sudah dekat 3 (tige) tahun dikau dengan kegiatan baru ini,  dan telahpun kau menemukan beberape simpulan penting tentang perilaku anak autisme tersebut yang paling utame  untuk orang tue yaitu menerime apa adanye sebagai amanah yang telah diberikan Allah SWT, kemudian berikhtiar dengan berusaha mencari rezeki selain kerje pokok sebab anak autisme butuh biaya yang sangat besar untuk  terapi yang berkemungkinan tak bebatas, belum lagi biaya sehari hari lainnye dan terakhir diserahkan pade yang punye segalanye Allah SWT, simpulan dikau itulah yang jadi PR bagi aku khususnye diseberang”, mida tersenyum membace jawaban yang boleh dikatekan same dengan pikiran die.
“Die anak autisme, begitulah perilaku die seterusnye, jangan disamekan dengan anak biase” ucap mida dalam balasan die tak beberape lame setelah aku hubungi, menguatkan pendapat aku, “sudah betul engkau tu mengingatkan orang terdekat khususnye orang tue budak kecik tu, bio die bepike jangan lalai sekarang aje waktu aku bace surat dikau yang dulu, kalau bangkit tantrum die tak dapat mengape tidak, dengan cepat tangan die mengetuk kepale, kalau ditahan diketuk die pulak kaki, selanjutnye telinge, ya Allah....,walau bergerak dimedis dengan pengalaman yang baru sedikit aku salut dengan mike semue, khusus dikau as, aku tak tau udah berape sumber yang engkau bace dan telaah padehal kesibukan dikau seabrek wau3x... namun bisa-bisanye dikau meluangkan waktu, hebat dikau ini cocoknye orang macam dikau ini diseberang, semuenye sangat lengkap hahaha...”puji mida. Tapi syukurlah kalian saling bahu membahu, tau posisi bak kate orang melayu tak dapat penuh keatas , penuh ke bawah, tak dapat juge ape yang dapat ditolong. Oh ye, dikau udah mantap tu menyampaikan secare ilmu dan pengalaman keluarga yang anaknye juge autisme sebagai gambaran akan tantangan yang akan dihadapi  orang tue, sekarang saat (abi) yang sedang di Pekanbaru, sudah baguslah dikau sampaikan jadi tidak ade penyesalan, kalau die tak mau mendengo,  yang tidak menangkap juge saat dicakap tak salah kite selaku keluarga dekat, tapi kalau tidak paham juge budak-budak ni, untuk ikhlas menerima kondisi anaknye yang autisme ini, semakin memparah keadaan tengok ajelah sekarang,  kalau dari awal mak dan bapak die membukak pikiran, mate hati tidak macam ini liatnye, tak salah dikau lagi, seperti yang dikau sampaikan “udah banyak contoh aku kasih, pengalaman kawan-kawan yang kenal sewaktu berbagai kegiatan walau kawan sambil lalu tapi pengetahuan mereka menjadi pelajaran bagi kite, kalau sudah diterapi sejak awal dengan baik Insya Allah perilaku die sudah dapat diawasi tidak seperti sekarang, menengok aje dipanggil tidak, belum fokus masih dibantu,  tengok buku perilaku dari dokter itu sebagai dasar kite melatih dirumah jangan kalian pendam buku tu seperti dulu kalian memendam budak  (tidak diterapi) padehal sudah tau anak autisme”.
Aku masih membace pendapat mida di seberang diiringi suare tommy j. pisa melantunkan lagu ellisa yang membuat aku haru dan cube menepis sosok bayang samar walau butir bening disudut mate tak mampu ditahan, aku cube fokus terhadap surat yang dikirim mida di seberang tentang tanggapan die akan tulisan aku, “heran juge aku as begitu banyak sumber bacaan untuk menambah wawasan, baik media cetak maupun elektronik, tak mungkinlah mereka gatek apelagi mereke orang bersekolah punye pendidikan jadi bukan salah buku sebetulnye tapi manai (datuknye malas), malahan pola pikir dikau as sudah sampai puluhan tahun kedepan, memikirkan perkembangan anak autisme, tidak membiarkan mereka dengan keterbatasan, ujar mida. Aku juge sependapat waktu dikau menegur bah budak tu, macam manepun tentu dikau salah satu yang paling tau dengan die sejak kecik lagi, sudah betul dan seharusnye dikau mengingatkan“kalian bedue suami istri jangan memikirkan sekarang tapi 20 (due puluh) tahun lagi ape masih kuat kalian memegang die, ape kite akan sehat selamenye, bukak mate hati, pikiran kalian mak bapak jangan diam aje belete, arahkan die, besabo melebihi apepun sebab budak lawo SQS ini anak autisme, seharusnye kalian bersyukur  pade Allah SWT, die udah kuat bejalan walau masih goyang belum stabil, sudah pandai menjawab "iya" sudah tu  oma die, Alhamdulilah sehat, ade rezeki  dan begitu juge keluarga kite Alhamdulilah sudah terbiase saling membantu, kalau tidak ambeklah calculator hitung, bio kalian tau betepa perlu merancang segale kebutuhan sejak awal, begitu juge yang lain membantu kekuatan tenaga, sampai ai yang anak SD itu juge membantu saking prihatin nengok adek sepupunye walau die belum betul- betul paham akan masalah yang terjadi begitu juge yudi dan joti yang tenage masih kuat apelagi omanye dan ibu yanti, luar biase menolong supaye anak ini dapat sikit mandiri suatu hari nanti, walau tidak semandiri anak biase, namun jadilah untuk tahap awal, kalau tidak dilatih (terapi) mane die tau sedangkan anak tidak berkebutuhan khusus aje perlu mengulang pelajaran apelagi anak khusus,  bedanye menurut hemat aku" kalau anak tidak berkebutuhan khusus kalau bodoh karena die malas belajar, sedangkan anak khusus (autisme) karne ade yang terputus dimane tempat memproses input tidak mampu menghasilkan output yang dikehendaki ”.
Bagus juge dikau ingatkan die as, supaye tidak membeli yang tak penting istilahnye harus jadi konsumen cerdas, menghadapi anak autisme ini selain mempersiapkan mental untuk menerime kondisi anak yang diamanahkan oleh Allah SWT, juge berbagai kebutuhan hidup sianak termasuk terapi semue harus dirancang, selain terapi di dokter ahlinye juge terapi sederhana yang dilakukan dirumah, oleh sebab itu selesai sesi terapi lanjutkan lagi dirumah dengan pedoman dari dokter, makenye buku perkembangan budak tu suruh mereke bace jadi tak naneng (pening), disitukan ade catatan perkembangan anak seperti yang dikau cakap kemaren seperti: die belum bisa fokus, semue masih dibantu, belum mau belajar. Tapi saat dikau menyuruh ibu yanti die membuang sampah bersame same dengan SQS yang memegang sampah sudah tepat tu, walau tak becakap tapi die menengok dan tau itu tempat sampah, pokoknye ingatkan aje as dengan orang dirumah untuk mengarahkan die jangan biokan die menyampakkan barang, atau perilaku merusak sebab die itu tak mengerti, jangan sampai jadi kebiasaan sangke die itu perilaku bagus, dari kecik inilah kite harus kuat mental khususnye orang tue, harus tega (sangat kasian sebetulnye tapi macam manelah) sebab kalau budak biase membuat perangai macam-macam setelah diingatkan senang aje menggetil (mencubit) die, tapi anak autisme ini tak dapat de... die memang payah menurut pengamatan aku  memprosesnye dengan betul, jadi balek-balek lagi mak dan bapak khususnye harus kuat apelagi bile aku sikapi perkembangan anak autisme tiap saat berubah seperti yang kau simpulkan beberape waktu lalu, Astaghfirullah... Iyelah as,  pasien aku yang comel-comel dah datang ni, bile-bile kite sambung lagi ucap mida. “iyelah terimekasih masukannye bile dikau dapat cuti rencanakanlah ke Riau, banyak wisata yang pasti dikau belum tau seperti wisata sungai siak yang merupekan sungai terdalam dan bersejarah di Indonesia, kemudian Istana Siak Sri Indra Pura, Mesjid Agung Madani Islamic Center Rokan Hulu sekalian ke Kotalama Kunto Darussalam menengok jejak Kerajaan Kunto Darussalam yang ditepinye ade sungai rokan yang airnye sudah keruh , tengok langsung jangan hanye membace dibeberape tulisan aku, pokoknye kelilinglah kite sudah itu sebelum balek seberang baru singgah ke PKBM Asmida Learning Center yang juge dilengkapi dengan TBM Asmida Learning Center, kau bisalah berpetualang dengan berbagai bahan bacaan yang ade, kalau ade koleksi buku yang nak kau sumbangkan boleh juge untuk menambah koleksi yang ade, suaikan...” yang dijawab mida “iye paham... udah aku siapkan pun untuk dikau kaji yaitu buku Geometri, Filsafat dan Manajemen” Alhamdulilah... . iyelah selamat bertugas dengan pasien khusus yang comel, oh iye ini ade aku kirim beberape fhoto kegiatan seharian SQS dengan orang-orang kuat dirumah yang aku sebut Bagai Merangkai Kekuatan Dalam Keterbatasan.




SQS pakai jaket dengan topi keren...berjalan menuju oma yang juge udah siap

SQS dah rapi, siap belajar...oma...


SQS bersame abi yang datang dari Selatpanjang berupaye membawak becakap walau tak ade reaksi sambil memasangkan jaket ke badan SQS, bebisik ape tu....dengan abi....



Bersame uncu anggi yang datang dari Selatpanjang, SQS makan roti dulu sebelum siap-siap mau belajar, bilelah roti ni nak abis hahaha...Uncu dengan berbagai cara seperti menunjukkan boneka agar SQS mau makan ngisi perut walau sikit, tapi tetap tak ngaruh hehehe...

Fhoto dan edit oleh : 
Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd



Kamis, 09 Maret 2017

ASMIDA: Cerpen: Merangkai Ketidakpastian Dalam Kepastian


Cerpen: Merangkai Ketidakpastian Dalam Kepastian
Oleh: Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M.Pd


Pade tulisan kali ini penulis mengambil judul cerite "Merangkai Ketidakpastian Dalam Kepastian", yang tibe-tibe muncul seperti biasenye dan langsung ditulis. Saat penulis mengawali cerite ini alunan berbagai senandung untuk menenangkan SQS, cucu sangat khusus di keluarga penulis dengan jelas terdengar dari ruang tidur yang merangkap ruang kerje penulis dikeseharian selain di TBM Asmida Learning Center yang menyediekan berbagai buku untuk berbagai tingkatan usia dan pendidikan walau jumlah terbatas kecuali untuk PAUD, tinggal minat bace  warga L2PTS yang kurang, mungkin ade yang bertanye, "tau dari mane", banyak indikatornye yang tidak bisa dipaparkan tapi terpapar ( bahese agak tinggi sikit), sangat disayangkan berbagai fasilitas tidak mampu ditelan, diserap seakan jadi tontonan sedangkan orang lain diluar sane bepacu dalam aktivitas membace, begitu juge yang sulit mendapat buku bacaan. SQS masih belum mau istirahat walau artis dadakan sudah ade yang tololai mencari bantal sambil menyanyikan lagu menyuruh tidur, lagu sepanjang zaman satu-satu sayang ibu  dstnye, lagu qasidah, pujian kebesaran Allah mengalun disetiap lini tentu dengan harapan agar perilaku mengamuk siianak khusus menjadi tenang belum lagi lagu bervariasi yang dinyanyikan, pokoknye bakat mase mude dulu tepampang balek yang dilantunkan oleh uwak darwati dari Kotolamo Rohul maupun uwo ijah yang merupekan tetangga yang sudah seperti keluarga sendiri, macam mane tidak dari anak kak ijah masih comel-comel di Selatpanjang yang dikesehariannya lebih banyak dirumah keluarga penulis, dari mak masih ade sampai sekarang  udah punye cucu yang comel pulak dan dapat jadi kawan SQS kalau di Selatpanjang, begitu juge orang tuenye yang ringan tangan menolong ape dapat kerje dirumah, masih terjalin dengan baik, Alhamdulilah.
Penulis masih meneruskan membace tentang kunjungan Raja Salman ke Indonesia dan ingatan beliau akan Presiden pertama Soekarno melalui cucu beliau, yang ditanyekan langsung melalui pak presiden  Jokowi “ini cucu Soekarno” seperti yang penulis kutip dari berbagai sumber, ada rasa haru penulis saat yang mulia Raja Salman menyebut dan mengingat Idola penulis Soekarno, begitu juge pelayanan pemerintah Indonesia tergambar dan terpapar jelas Alhamdulilah....membuat hati penulis senang, bahagia, dan berbagai ungkapan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, tidak tau mengapa benar-benar tidak tau, tapi kunjungan Raja Salman membuat hal khusus di hati penulis dan penulis yakin juge dirasekan oleh warga masyarakat yang lain, walau ini bukan lawatan petinggi negara yang pertama ke Indonesia namun ada nuansa yang tidak mampu diuraikan dan ditangkap tapi die ade. Penulis masih meneruskan membace di HP samsung penulis yang Alhamdulilah sangat lengkap seperti laptop bejalan (nyombong sikit bolehkan... acah aje...) yang penulis beli di MP bersame wulan beberape tahun lalu tentang berbagai aktivitas Raja Salman di Indonesia, saat sayup-sayup suare oma Vini keluar mengatekan ade kolam renang mini untuk SQS, yang menurut penulis dapat juge dipakai untuk kolam bola, tinggal membeli bola warna warni untuk menambah aktivitas SQS yang sekarang mulai mengeluarkan suara tidak seperti biasenye, dan ini salah satu PR untuk disampaikan oleh sang ayah yang sedang berade di PKU mengingatkan gantian...membawe terapi bio tau pulak kondisi terkini tentang anak autisme, kalau oma asmiwati dan ibu yanti die Insya Allah udah semakin lengkap wawasannye tentang terapi anak autisme, walau masih menerawang saat anak autisme dalam kondisi mengamuk dan mengeluarkan suara-suara yang diluar nalar, tapi itulah salah satu perilaku anak autisme yang harus dikurangi melalui terapi yang walau tidak ada kepastian akan kesembuhan, tapi kepastian perilaku berkurangnye merusak diri saat mengamuk (tantrum) dan mengerti serta bisa fokus itu yang diharapkan paling tidak untuk saat ini, oleh sebab itu orang tua khususnye harus rajin dan telaten melebihi apepun dalam menghadapi anak autisme, tidak bisa diam, agar sianak fokus dan tau makna atau simbol-simbol yang ada disekelilingnye, baik yang membahayekan maupun tidak seperti air panas, cok listrik, perabot 2x dsbnye, jadi kalau orang tua khususnye tidak juge membuka diri menerime kondisi anak, lihat aje ape yang terjadi 20 tahun akan datang dimana kita sudah tidak sanggup atau kuat menopang anak autisme sementare saat kecil kita membiarkan, tidak diterapi oleh ahlinye dan tidak diulang dirumah oleh orang tue khususnye karne dalam pikiran seolah olah anak kita seperti anak-anak yang tidak berkebutuhan khusus.
Sebagai ilustrasi ditampilkan beberape aktivitas si khusus SQS dalam keseharian seperti gambar berikut:


Oma saat melakukan terapi dirumah dengan berbagai cara sesuai petunjuk dokter di salah satu rumah sakit swasta di PKU dan prof dirumah hahaha..



SQS dalam keadaan tenang setelah mengamuk, menyusu botol lengkap dengan kaki besilang macam oma usu die udah itu ade lagi  boneka beruang ditangan, ade lagi boneka doraemon dari uncu die 


Oma bersiap siap untuk membawe SQS terapi sambil menunggu ibu yanti, dalam gambar nampak SQS berjalan sambil bergumam dan menggenggam tangan

SQS memperhatikan meteran listrik, nampaknye die tertarik dengan gerakan angke pade meteran, dibelakang SQS nampak oma yang telah siap membawa cucunye terapi disalah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru

Fhoto dan edit oleh:
 Dra. Hj. Raja Muda Asmida, M. Pd